Thursday, September 28, 2017

Konika XVII Jogja

Beberapa hari kemarin, Jogja dibuat macet oleh kami. Para pengguna jalan banyak yang mengeluh kemacetan yang luar biasa. Yak, beberapa hari kemarin diadakan Konika ke XVII di Kota Gudeg, Jogjakarta. Konika yakni Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak, yang diadakan tiap 3 tahun sekali. Tahun ini kongres diadakan tanggal 8-11 Agustus 2017 di The Alana Hotel and Convention Center Jogjakarta. Sudah sejak tahun lalu saya merencakan untuk mengikuti acara ini. Jadi persiapan panjang pun telah dilakukan.

Saya menghadiri Konika bersama 8 orang lainnya. Kami berangkat tgl 7 Agustus, 1 hari sebelum acara, sehingga kami bisa jalan2 terlebih dahulu. Untuk saya, ini bukan pertama kalinya saya ke Jogja. Jadi, kota ini tidak terasa asing untuk saya. Hari pertama, kami berangkat naik kereta, lalu menuju Bale Raos untuk makan siang. Bale Raos yang katanya menyajikan menu menu favorit keraton.

Setelah ini kami ke hotel lalu malamnya kami kuliner ke tempogelato. Tempat rskeim yang sungguh fenomenalz enak sekali. Struktur es nya lembut. Setelah itu kami dinner ke RnB grill meatshop. Enak.. Awalnya kami mau ke raminten; tapi sungguh disayangkan Raminten tutup hingga Jumat. Kami juga mau ke Mediterania tapi ternyata tutup juga. Yahh blm jodoh kali ya. Makanan di rnb lumayan enak, lebih cocok dengan lidah kami.

Besoknya, tanggal 8 Agustus 2017, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Registrasi dimulai pukul 07.00. Jam 7 tepat kami tiba di tempat. Masih sepi. Saya benar-benar terkesima dengan suasana Konika ini. Semangat membara pun kian muncul. Konika ini pun dihadiri oleh Bu Menkes. Jauh-jauh beliau datang dan langsung harus terbang ke Makassar untuk menghadiri acara POGI. Salut dengan beliau. Terima kasih bu Menkes.

Suasana Konika begitu meriah. Saya melihat banyak wajah-wajah rindu para dokter spesialis yang bertemu kawan-kawannya. Jadi ikut mewekkk.. *baper* hehe.. Para pembicara top pun berdatangan. Dari Sabang hingga Merauke. Saya cuma bisa berdecak kagum berulang kali. Benar-benar konika yang sangat menyenangkan hati.

Hari pertama konika saya lalui hingga benar-benar selesai. Kemudian tiba di hotel sudah pukul 6 malam dan tanpa mandi langsung bergegas kuliner. Kali ini kami kuliner ke Cengkir Cafe and Heritage. Tapi sebelumnya, kami mampir Hartono Mall dulu. *tetep aja yaa walau jalan2 ujung2nya ke Mall haha*. Suasana di cengkir cafe ini mengingatkan akan nuansa pedesaan di tengah kota.

Setelah itu kami pulang. Esok hari hingga hari ke 4, saya mengikuti konika sedari materi awal hingga paling akhir. Pulang sudah larut tapi masih kami sempatkan tuk kuliner Bakmi Pele dan Malioboro jalan2 sejenak. Walau sudah 4 hari, tapi rasanya masih kurang. Benar-benar sungguh menyenangkan. Sekaligus memberikan motivasi lebih untuk terus belajar danmengupdate ilmu. Ahhh pokoknya super mantapppp dehhh Konika XVIII. 10 jempooll untuk seluruh panitia, penyelenggara, pembicara, peserta, sponsor, dan seluuuuruhhh pihak yang turut terlibat dalam menyukseskan acara yang benar-benar sukses ini. Sampaiiii jumpa 3 tahun lagi di konika selanjutnya. Semoga saya masih bisa berjumpa dengan dirimu.. *pray*

Wednesday, September 13, 2017

Flakka..

Belakangan ini tampaknya semakin ramai memperbincangkan Flakka ya. Sebenarnya flakka ini sudah sempat booming sejak beberapa saat lalu lamanya. Saya juga sudah sempat mengulasnya di instagram saya. Hanya saja karena di Indonesia baru-baru ini memakan korban, flakka menjadi sangat booming di tanah air kita. Sebenarnya apa sih Flakka itu? Apakah benar seperti yang disebut-sebut bahwa flakka dapat mengubah manusia menjadi seperti zombie? 

Butiran Kristal Flakka
Sekilas bentuknya menyerupai narkoba pada umumnya ya, berupa kristal bening. Flakka. berasal dari bahasa Spanyol yang meimiliki arti 'seorang wanita yang langsing dan cantik'. Flakka memiliki kandungan bahan aktif senyawa kimia yang disebut alpha-PVP, versi sintetis dari amphetamine, yang menyerupai zat stimulan cathinone. Zat ini biasanya diproduksi di luar AS, seperti Tiongkok dan Pakistan.Penggunaan flakka bisa dengan cara dihirup, disuntikkan, atau ditelan.

Flakka
Kini, bentuk dari narkoba pun bermacam-macam jenisnya. Tampaknya, para produsen dan bandar benar-benar tidak sedang bercanda untuk menghancurkan generasi muda penerus bangsa. Sasaran mereka kini semakin muda. Anak kecil pun kian rawan menjadi sasaran mereka. Bentuknya yang dimodifikasi sedemikian rupa dengan aneka warna tak ayal menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi anak-anak yang masih belum benar-benar memahami apa sesungguhnya narkoba tersebut. 


Flakka sendiri telah diatur dalam Permenkes No. 2 Tahun 2017 dengan nama kimia berupa Alfa PVP. Kandungan zat aktif yang harus diwaspadai yakni fentanyl derifat yang mempunyai potensi digadang-gadang hingga 10ribu kali lebih kuat daripada morfin, bahkan 100 kali lebih kuat dibanding heroin. Zat fentanyl ini telah diajukan ke Kemenkes RI untuk dimasukkan ke dalam golongan I UU Narkotika No.35 Tahun 2009.

Adapun efek samping yang ditimbulkan sebagai berikut :

Side Effect
 Flakka bisa berefek pada gangguan fisik seperti peningkatan suhu tubuh. dehidrasi, yang dapat berakibat pada kegagalan ginjal. Dari segi jantung, flakka dapat mempercepat detak jantung, meningkatkan tekanan darah, yang dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, bahkan kematian. Sedangkan efek lain yang membahayakan yakni pada sisi kejiwaan atau psikiatri seseorang. Narkoba jenis ini merupakan halusinogen yang membuat pemakainya menjadi berhalusinasi, cemas. dan menjadi paranoid. 

Penyalahgunaan narkoba merupakan pintu masuk kehancuran generasi emas bangsa kita. Maka, kita bersama-sama harus bersatu padu membantu mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Dimulailah dari kita sendiri dan lingkungan terdekat sekitar kita. Say NO to DRUGS! Berprestasi tanpa Narkoba.




Sunday, September 10, 2017

Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2017


Beberapa bulan yang lalu, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) telah mengeluarkan pedoman rekomendasi jadwal imunisasi anak usia 0-18 tahun yang terbaru tahun 2017. Di postingan sebelumnya, rekomendasi jadwal imunisasi yang saya posting adalah rekomendasi tahun 2014.

Berikut ini tabel Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 Tahun terbaru dari IDAI :


Mari kita amati bersama. Pada rekomendasi IDAI Tahun 2017 ini, vaksin Japanese encephalitis dan vaksin dengue resmi dimasukkan ke dalam daftar rekomendasi. Seperti kita lihat bahwa vaksin Japanese encephalitis diberikan pada daerah-daerah endemis. Sedangkan vaksin dengue bisa diberikan sejak anak berusia 9 tahun dengan jumlah 3 kali pemberian dengan interval pemberian selama 6 bulan.

Mari, lindungi buah hati kita dengan imunisasi.

Imunisasi MR

Hello mommies sekalian, bulan September sudah memasuki minggu kedua. Bulan Kampanye imunisasi MR tahap 1 pun akan segera berakhir. Sudahkah kita melindungi buah hati kita dengan imunisasi?

Nah.. dari beberapa mommy yang datang, ada beberapa pertanyaan yang sering sekali dilontarkan. Yuk simak satu persatu.
  1. Apakah penyakit Campak Rubella?
Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melaui saluran nafas yang disebabkan oleh virus. Anak dan orang dewasa yagn belum pernah mendapat imunisasi Campak dan Rubella atau yang belum pernah mengalami penyakit ini beresiko tinggi tertular.
  1. Apa bahaya dari penyakit ini?
Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru peunomia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian. Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.

  1. Seperti apa gejala penyakit Campak dan Rubella?
Gejala penyakit Campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai dengan batuk, pilek dan mata merah (konjungtivitis). Gejala penyakit Rubella tidak spesifik bahkan bisa tanpa gejala. Gejala umum berupa demam ringan, pusing, pilek, mata merah dan nyeri dan persendian. Mirip gejala flu.
  1. Bagaimana agar terlindung dari penyakit Campak dan Rubella?
Tidak ada pengobatan untuk penyakit Campak dan Rubella namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit Campak dan Rubella. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus.
  1. Apakah vaksin MR?
Vaksin MR adalah kombinasi vaksin Campak atau Measles (M) dan Rubella (R) untuk perlindungan terhadap penyakit Campak dan Rubella.
  1. Apakah Vaksin MR aman?
Vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari WHO dan izi edar dari Badan POM. Vaksin MR persen efektif untuk mencegah penyakit Campak dan Rubella.Vaksin ini aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia.
  1. Siapa saja yang harus mendapatkan Imunisasi MR?
Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama kampanye imunisasi MR. Selanjutnya, imunisasi MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat menggantikan imunisasi Campak.
  1. Apakah imunisasi MR memiliki efek samping?
Tidak ada efek samping dalam imunisasi. Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian ikutan pasca imunisasi yagn serius sangat jarang terjadi.
  1. Apabila anak telah diimunisasi Campak, apakah perlu mendapat imunisasi MR?
Ya, untuk mendapat kekebalan terhadap Rubella. Imunisasi MR aman bagi anak yang telah mendapat 2 dosis imunisasi Campak.
  1. Apakah perbedaan vaksin MR dan MMR?
Vaksin MR mencegah penyakit Campak dan Rubella. Vaksin MMR mencegah penyakit Campak, Rubella dan Gondongan.
  1. Mengapa yang diberikan adlah vaksin MR bukan MMR?
Saat ini pemerintah memprioritaskan pengendalian Campak dan Rubella karena bahaya komplikasinya yang berat dan mematikan.
  1. Apabila anak telah mendapat imunisasi MMR, apakah masih perlu mendapat imunisasi MR?
Ya. Untuk memastikan kekebalan penuh terhadap penyakit Campak dan Rubella. Imunisasi MR aman diberikan kepada anak yang sudah mendapat vaksin MMR.
  1. Apakah benar vaksin MR dapat menyebabkan autisme?
Tidak benar. Sampai saat ini belum ada bukti yang mendukung bahwa imunisasi jenis apapun dapat menyebabkan autisme.
  1. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 4 tahun 2016
Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebakan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yagn mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.

Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
 Ikatan Dokter Anak Indonesia